20 September 2014

PEMPROV DKI 2015, Taksi Pakai Bahan Bakar Gas

Tahun depan di Jakarta tidak ada lagi BBM bersubsidi. Supaya biaya bahan bakar rendah, diganti dengan yang murah dan ramah lingkungan, BBG. SELURUH taksi di Ja kar ta akan diberi ban tuan converter kit untuk penggunaan bahan bakar gas (BBG) seiring dihapuskannya penjualan ba han bakar minyak (BBM) di Ibu Kota mulai 1 Januari 2015.

Bantuan diberikan agar ke bijakan yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI itu tidak mematikan usaha angkutan, termasuk tak si. Adapun pengganti bahan bakar untuk angkutan umum lainnya belum ada me kanismenya.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta M Akbar mengatakan penghapusan pen jualan BBM bersubsidi dipastikan akan membuat pe ngeluaran sopir membengkak. Karena itu, pemerintah berkewajiban memberikan alternatif bahan bakar jenis lain agar usaha angkutan umum tidak mati, salah satunya dengan mengalihkannya menggunakan BBG yang lebih murah.

Untuk menunjang penggunaan BBG itulah, pemprov memberikan bantuan converter kit. “Tahun depan di Jakarta tidak ada lagi bahan bakar minyak bersubsidi. Otomatis supaya biaya bahan bakar rendah, diganti dengan yang murah dan ramah lingkungan (BBG) sehingga tarifnya juga bisa murah,” kata Akbar kepada Media Indonesia, akhir pekan lalu. Agar penghapusan penjualan BBM bersubsidi bisa berjalan, kata Akbar, Pemprov DKI juga akan bekerja sama dengan perusahaan penyedia BBG untuk menyediakan stasiun pengisian bahan bakar gas.

Ia mengakui saat ini jumlah stasiun pengisian bahan bakar gas masih terbatas. Saat ini jumlah taksi yang beroperasi di wilayah Ibu Kota sebanyak 25.800 unit dari kuota 27.000. Jumlah tersebut berasal dari 32 operator taksi reguler dan tiga operator taksi eksklusif. Akbar mengatakan kuota jumlah taksi tersebut masih bisa diperbarui seiring perkembangan Jakarta.

“Kalau dibilang membuat macet, tidak juga. Karena sekarang jumlahnya masih di bawah kuota.'' Surati SPBU Wakil Gubernur Basuki Tjahaya Purnama menginstruksikan Sekretaris Daerah DKI mengirim surat ke seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Ibu Kota agar tidak lagi menjual BBM bersubsidi mulai 1 Januari 2015.Untuk membantu angkutan umum agar dapat bertahan, Ahok telah mencari solusinya, antara lain, menyiapkan kebijakan mengganti BBM dengan BBG. “Nanti kita ubah pakai gas. Kita akan beli converter kit untuk taksi,“ ucap Ahok, pekan lalu.

Menurut Ahok, pemenuhan jumlah taksi yang beroperasi di Ibu Kota merupakan upaya menyediakan transportasi publik. Karena itu, tidak tertutup kemungkinan taksi tidak lagi hanya mobil jenis sedan. Agar penumpang lebih banyak, jenis kendaraan yang digunakan untuk taksi minibus. (Put/J-3) Indonesia, 15/9/2014, hal 6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar