13 Oktober 2014

Selamatkan Jakarta Mulai dari Pesisir

ANCAMAN tenggelamnya Jakarta dengan cepat bukan tanpa alasan, sebab permukaan tanah Ibu Kota saat ini mengalami penurunan kurang lebih 7,5 cm per tahun. Bahkan, di beberapa tempat, terutama di Jakarta Utara, penurunannya berlangsung lebih parah, yakni 21 cm per tahun.

Penyedotan air tanah yang banyak digunakan sebagai air minum disebut sebagai salah satu penyebab utamanya. Jika kondisi ini terus berlanjut selama 25 tahun, jalanan di Jakarta akan berada beberapa meter di bawah permukaan laut. Situasi yang sangat berbahaya dan mengancam kehidupan jutaan penduduk.

Untuk mengantisipasinya, kini pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi (Pemrov) DKI Jakarta, dan perusahaan swasta tengah membangun tanggul raksasa sepanjang 32 km di pantai utara Jakarta. Pembangunannya menjadi satu kesatuan dengan upaya yang lebih besar untuk program national capital integrated coastal development (NCICD) atau pembanungan terpadu pesisir ibu kota negara.

Dari tanggul sepanjang 32 km itu, 8 km di antaranya merupakan tanggung jawab pemerintah pusat atau Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan Pemprov DKI Jakarta, sedangkan sisanya, 24 km, akan dikelola swasta, antara lain PT Pelindo II, Pantai Indah Kapuk, Ancol, Green Bay, PLN dan pihak swasta lainnya.

Menko Perekonomian Chairul Tanjung saat pemasangan tiang pancang pembangunan tanggul raksasa, tepat di depan Rumah Pompa Pluit, Penjaringan, Kamis (9/10) pekan lalu, mengatakan megaproyek pembangunan tang gul itu dilakukan dalam tiga tahap, yakni tahap A, B dan C.Pekerjaan tahap awal program NCICD ialah memperkuat tanggul yang sudah ada sepanjang 32 km di garis pantai Jakarta. “Di tahap awal, selain memperkuat dinding laut, juga meningkatkan pompa drainase,“ katanya.

Tahap A ditargetkan selesai pada 2017. Kemudian, tahap B direncanakan akan difokuskan pada pembangunan tanggul di laut sebelah barat, pembangunan infrastruktur, kolam air tawar, pada 20182029. Sementara itu, tahap C dimulai 2030.
“Jadi, program NCICD merupakan program multifungsi yang mengintergerasikan antara infrastruktur pengendalian banjir dengan urban development. Tidak sekadar mengatasi banjir,“ ujar Chairul.

Menurutnya, biaya untuk pembangunan tanggul laut sepanjang 8 km yang didanai pemerintah mencapai Rp3,2 triliun, sedangkan total investasi untuk pembangunan NCICD berkisar Rp400 triliun hingga Rp500 triliun.

Ia menyebutkan rencana pembangunan tanggul raksasa sudah ada sejak 1994 di bawah pemerintahan Soeharto dengan Gubernur DKI Jakarta Soerjadi Soedirdja.Namun, proyek itu baru dapat direalisasikan 29 tahun kemudian.

Tahun ini, pembangunan tanggul meliputi sepanjang 75 meter mulai dari sisi timur pompa Waduk Pluit, tepatnya di RT 20/17, Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan.

Tanggul akan dibangun dengan lebar bervariasi 10-14 meter setinggi 5 meter dari permukaan laut atau tanggul yang telah ada. (Ths/J-3) Media Indonesia, 13/10/2014, hal : 6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar